2 November 2020
Penulis —  Peneduh

Fell in love with Mom

Pada akhir bulan ke-empat, Mama kembali menengokku. Tapi kali ini ia bersama Papa yang kebetulan ada urusan kerjaan ke kota tempatku kuliah.

Papa sedang ada lokakarya yang harus dihadiri. Papa dan mama menginap di hotel tempat lokakarya diadakan. Papa menyewa satu kamar tambahan untukku agar aku tidak perlu bolak – balik dari kost ke hotel untuk menemui mereka.

Hari pertama lokakarya dimulai, papa memintaku menemani Mama jalan – jalan. Lokakarya dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore. Aku masuk ke kamar Mama. Kulihat Mama telah rapi dan telah siap untuk jalan – jalan bersamaku. Mama menggunakan pakaian yang biasa digunakannya saat menemani papa jalan – jalan.

“aku nggak mau nemani Mama jalan – jalan kalo Mama mengenakan pakaian seperti itu” protesku melihat Mama yang sedang duduk di tepi ranjang

“Mama gak mungkin pakai pakaian seksi seperti kemarin. Papamu bias marah kalau melihatnya”

“papa nggak akan melihatnya. Papa kan keluarnya jam 5 sore. Sebelum jam 5 kita sudah kembali ke hotel” aku mencari alasan

“tapi, pakaiannya kan ada di kostmu” (Mama tak mau membawa pakaian yang kubelikan bulan lalu kembali ke Jakarta, sehingga ditinggal di lemari kostku)

“nih, aku udah bawa” jawabku sambil mengeluarkan sehelai kaos “u can see’ ngepress gantung warna merah dan plus rok pendek dari bahan denim. Tak lupa sehelai g – string dan Bra yang talinya terikat dileher.

“yaudah, kamu tunggu di sini. Mama ganti dulu” kata Mama sambil mengambil pakaian tadi dariku dan hendak menuju kamar mandi

“mau ganti di mana?”

“kamar mandi”

“kelamaan mama. Ganti sini aja biar cepet”

“Mama gak mau bugil didepanmu”

“santai aja. Aku kan udah pernah liat”

“kamu masih ingat pesan mama bulan lalu kan? Itu yang terakhir”

“iya, masih ingat. Aku, nggak akan nyentuh mama walau mama ganti bugil depanku”

Selang beberapa menit kemudian Mama sudah melepaskan semua pakaiannya dan bugil di depanku. Lalu, memakai pakaian yang aku berikan. Mama terlihat seksi dengan pakaian itu. Belahan dadanya yang putih Nampak kelihatan. Pinggangnya yang dihiasi tali g – string Nampak jelas terlihat saat Mama bergerak dan kaosnya tertarik ke atas.

Aku dan Mama menuju ke sebuah tempat karaoke yang cukup terkenal. Awalnya kami bernyanyi sambil duduk. Jarak kami pun agak berjauhan. Hingga akhirnya saat music lagu Endlesslove berbunyi, Mama berdiri. Mama menarikku untuk ikut berdiri dan berduet dengannya. Kami berdiri bersebelahan. Aku menyanyikan ayat yang pertama.

Two hearts that beat as one Our lives have just begun” yang harus dinyanyikan berdua, aku berpindah berdiri di belakang Mama. Mic ku simpan, kami menggunakan satu mic yang dipegang Mama. Kurangkul pinggangnya dari belakang. Mama tak member respon dan terus bernyanyi.

Mulutku kuletakkan persis dibelakang telinganya. Aku mengambil mic dari tangannya lalu membuangnya ke lantai. Sementara music masih terus berjalan. Aku memegang kedua tangan Mama persis di depan perutnya. Kucium pipinya. mama masih terus bernyanyi sambil memejamkan mata. Kubalik tubuh Mama hingga kami berhadapan.

Tanganku refleks meremas toket Mama. Aku Memeloroti bajunya yang sudah agak kebawah. Tanganku satunya ‘main’ dibawah roknya. Perlahan kubimbing Mama yang masih terus memejamkan mata itu ke tepi sofa. Aku mengarahkannya untung nungging sambil berpegangan pada tepi sofa. Aku pukul-pukul mesra pantatnya, sementara aku keluarin penisku yang udah keras itu… lalu aku tarik pantatnya kebelakang, angkat roknya sedikit dan Memeloroti g – stringnya.

Kupegang pinggang Mama dan menariknya maju mundur. Rambut panjangnya terurai jatuh menutupi wajahnya. Lalu Mama menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya dengan tangan kanan. Ia melepaskan liangnya dari batang kemaluanku dan berdiri berhadapan denganku. Kali ini tak lagi memejam mata dan bernyanyi.

“kamu ini kenapa sih? Mama kan udah bilang kemarin itu yg terkahir dan jangan sampai seperti ini. Ini udah kelewatan” Mama Nampak serius

“aku mencintaimu Dewi!” jawabku.

“cinta antara kita bukan seperti ini caranya. Ini cinta antara suami istri”

“dewi, aku ingin mencintaimu seperti seorang pria mencintai wanita” aku terus menjawab. Mama diam. Aku kembali mencium bibirnya. Kami berciuman dan tangan Mama melepaskan kemeja dan celana yang kupakai. Akupun demikian, melepaskan pakaiannya. Kami sama – sama bugil. Mama berbalik dan kembali menungging di tepian sofa.

Tangan kanannya menjulur ke belakang merai batangku dan mengarahkan ke liangnya. Mama menggoyangkan pinggulnya maju mundur. Mama berkata “setelah ini aku mau liat bagaimana cintamu itu (sambil mendesah perlahan dan menggit bibir bawahnya).” Aku semakin bernafsu menggenjot saat Mama mengibaskan rambutnya pantatnya turun naik perlahan.

Terkadang Mama melempar rambut panjangnya kedepan hingga menutupi wajah cantiknya. Setelah beberapa menit maju mundur terasa Mama mulai kejang tanda orgasme, tangannya kebelakang memegang leherku dan menarik ke kepalaku mendekat ke wajahnya. Mama memalingkan wajah ke belakang dan kami berciuman lagi sambil terus menggoyang pinggulnya.

Mama meraih batangku dan memasukan ke dalam mulutnya. Aku mengeluarkan peju dalam mulutnya. Setelah menelan pejuku, Mama masih menyedot batangku hingga lemas.

Mama tertidur lemes di sofa. Masih dalam keadaan bugil. Aku jongkok di tepian sofa. Wajah kami saling bertatapan. Kubelai rambutnya, kukecup keningnya lalu kami kembali beciuman.

“wi, apa yang ingin kamu buktikan dariku?” aku bertanya

“cinta seperti yang kamu katakan tadi” jawab Mama. Aku lalu menariknya hingga Mama duduk. akupun duduk di sofa. Kami berhadapan. Kutatap wajahnya dalam – dalam. Dari ekspresinya kelihatan seperti gadis remaja yang malu – malu saat seorang pria menyatakan cinta padanya. Kupegang kedua tangannya lalu berkata “akan aku buktikan itu.

Tak terasa sudah pukul 4 sore. Aku dan Mama berpakaian lalu kembali ke hotel. Sesampainya di hotel, papa masih di ruangan lokakarya. Aku mengantar Mama ke kamar, lalu Mama kembali mengganti pakaiannya, dan pakaian yang dikenakan tadi diserahkan kembali padaku. Kami lalu mengobrol. Beberapa menit kemudian, papa datang dan mengobrol dengan kami.

Ibu membalas sms ku singkat

“Dasar genit. Love u too”. Akupun akhirnya masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.

Sehabis mandi, aku mengambil HP yang kuletakkan di atas ranjang. Ada dua panggilan tak terjawab dari Mama. Aku menelpon balik, tapi direject. Lima menit kemudian Mama menelpon balik

“maaf, tapi mama lagi sama papa”

“trus sekarang lagi di mana emangnya?” tanyaku

“nih, nelpon dari dalam kamar mandi” jawab ibu.

“tadi nelpon, emang ada apa?”

“Cuma pengen bilang, lain kali jangan sms seperti tadi. Nanti dibaca papa”

“iya deh”

“janji?”

“janji dewi sayang…”

“yaudah deh kalo gitu. Bye..”

“loh, kok Cuma bye?” kucoba menggoda Mama

“maunya apa?”

“cium dong..”

“Muahhhh…” Suara ibu dari seberang telpon manja

“love u dewi cantik”

“love u too anak nakal…”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan