2 November 2020
Penulis — DewaBok3p
Entah karena memek Bu Sarmi yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses penistrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Bu Sarmi tampak susah payah berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memeknya. Sampai akhirnya Aaougghh., aduh Mas Anang! Gede banget kontolmu! tubuh Bu Sarmi yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya.
Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga vaginanya yang sempit. Beberapa saat kemudian Bu Sarmi mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik turun.
Aaaahhh, aahhhh, ooougghh! Aku mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Bu Sarmi untuk mengatur gerakan naik turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Bu Sarmi menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar pantat sehingga jepitan vaginanya terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lobang kenikmatan itu. Terasa hangat dan nikmat.
Semakin lama gerakan Bu Sarmi semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga vaginanya.
Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif rua yang berjalan dengan sisa- sisa tenaganya.
Oh, Mas Anang, sayasudahnggak kuat lagi! Arrrgghhh.! Bu Sarmi menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dadaku. Seolah ingin menancapkan kuku- kukunya ke dalam dada bidangku.
Ooohhh, sebentar lagi Bu! Saya juga sudah mau keluar, ooohhhyeaahhh.! Aku juga mempercepat gerakanku. Meskipun Bu Sarmi terlihat lelah, namun aku masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah.
Beberapa menit kemudian, aku merasakan batang kontolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Aku segera mempercepat gerakanku. Ku hentak-hentakkan tubuh Bu Sarmi. Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya..
Saya, keluar Bu! Oogghhh! aku mengerang nikmat bersamaan dengan menyemburnya spermaku di dalam rongga kenikmatan Bu Sarmi. Seketika tubuhku lemas. Aku sudah tak mampu lagi menopang beban Bu Sarmi yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di vaginanya yang hangat. Dalam hati aku kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah aku merasakan senikmat ini dalam berhubungan sex.
Mas Anang memang benar-benar hebat! kata Bu Sarmi sambil membelai bulu-bulu halus di dadaku.
Ibu juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Bu! Aku mengecup kening beliau dan membelai rambutnya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian akupun terlelap dalam dekapan hangat Bu Sarmi.
Entah sudah berapa lama aku terpejam, ketika aku merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut.
Perlahan aku membuka mataku, ternyata Bu Sarmi tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perutku.
Aahhh, Bu Sarmi masih pengen nambah lagi? desahku pelan.
Bu Sarmi tersenyum manja, Habis, kontol Mas Anang guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini! Ah, Bu Sarmi ini bisa aja! aku hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut- urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Bu Sarmi bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Bu Sarmi mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya.
Aaahhh, aaahhh, enak Bu! Oohhh! aku hanya bisa mengerang keenakan.
Hhhhmmm., Mas Anang mau yang lebih enak lagi? tanya Bu Sarmi menggoda.
Emang ada yang lebih nikmat, Bu? Coba Mas Anang berdiri! aku menuruti perintah Bu Sarmi. Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, aku berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Bu Sarmi yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk- angguk. Perlahan-lahan Bu Sarmi meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Ku kira beliau akan memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya, tapi ternyat tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan buah dadanya yang lembut.
Oohhh. yaaahhh! Enak banget Bu! Ini masih belum seberapa, Mas! Coba Mas Anang rasakan yang ini Bu Sarmi menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan buah dadanya. Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Anang! Aku menurut saja. Perlahan-lahan aku mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Bu Sarmi menekan-nekan buah dadanya ke dalam sehingga batang kontolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.
Oouuhhh! Bu Sarmi memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Bu! aku mendesah-desah nikmat. Susu Bu Sarmi yang menekan-nekan kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Bu Sarmi memintaku untuk segera menuntaskan permainan itu.
Aahhh, Mas Anang! Ibu sudah kepengen banget nih! rengek bu Sarmi. Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang bersujud. Meskipun aku masih belum begitu pengalaman, namun aku sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan- lahan aku membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Bu Sarmi yang menganga dari belakan. Bu Sarmi tampak menggigit bibir sendiri ketika aku mulai menggesek-gesekkan ujung penisku di bibir vaginanya.
Ooouhhh, ooohhh! Cepetan masukin dong Mas! rengek Bu Sarmi.
Pelan-pelan ku tusukkan ujung kejantananku ke arah vagina bu Sarmi yang memerah.
Aahhhh! aku melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Bu Sarmi masih memiliki memek yang seret lagi keset.
Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memeknya. Sesaat aku membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti aku mulai mengayunkkan pantatku maju mundur.
Aaaahhhh, yeaahhh.! Sodokanmu mantep banget Mas Anang, Ooohhh! Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh- yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat.
Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Bu Sarmi terlihat sangat lelah.
Aduh, Oouhhh kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh! Aku mencabut penisku, sedangkan Bu Sarmi terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Buah dadanya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, akupun mulai melanjutkan aksiku. Ku bentangkan kaki Bu Sarmi kesamping, ku angkat kaki kanannya dan ku letakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan ku tarik pinggang Bu Sarmi dan ku arahkan batang kontolku menuju gua darbanya yang menganga, dan sleeeep! Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.
Aduuhh, pelan-pelan dong sayang! rintih Bu Sarmi.
Kembali aku ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Bu Sarmi yang berada di bawahku tampak kelonjatan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika aku membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat- kuat lenganku yang sesekali meremas-remas buah dadanya.
Iyaahaaghhh! Terus sayangyahhhyaahh oouug ghhh.! Bu Sarmi mengoceh tak karuan. Namun aku tidak menghiraukannya.
Aku terus memompa tubuhku dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar.