1 November 2020
Penulis —  needlenbitch

Bongkar koleksian

“Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa wan”, kata mbak Dewi.

“Nggak mbak, aku ingin keluar di situ aja?”, kataku sambil memegang liang kewanitaannya.

Ia mengerti, lalu aku didorongnya.

Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan penisku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless. Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

“Ohh. wanenak wan”, katanya.

“OhhhmbakMbak Dewi ahhh”, kataku.

Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya.

Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok plok.. plok.. cplok..!! “Waanmbak keluar lagiAAAHHHH” Mbak Dewi ambruk di atasku.

Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar- benar menjepitku kencang sekali.

Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

“Masukin wan, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Mbak rela punya anak darimu wan”, katanya.

Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih mbak Dewi, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak.

AAHHHH.

“Oh wanwanmbak keluar lagi”, mbak Dewi mencengkram punggungku. Dan aku menembakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya mbak Dewi mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk mbak Dewi.

Siang hari aku terbangun oleh suara HP. Mbak Dewi masih di pelukanku. Mbak Dewi dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak mbak Dewi sepertinya.

Mbak Dewi menyentuh penisku.

“Ini luar biasa, mbak Dewi sampe keluar berkali-kali, Wan, kamu mau jadi suami mbak?” “eh?”, aku kaget.

“Sebenarnya, aku dan ibumu itu bukan saudara kandung. Tapi saudara tiri. Panjang ceritanya.

Kalau kamu mau, aku rela jadi istrimu, asal kau juga mencintai anak-anakku, dan menjadikan mereka juga sebagai anakmu”, katanya.

Aku lalu memeluknya, “aku bersedia mbak”.

Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan mbak Dewi, aku mulai mencoba berbagai gaya.

Mbak Dewi sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang kewanitaannya. hehehetapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan