1 November 2020
Penulis —  mamahlover

Aku melihat anakku menyetubuhi istriku, ibu kandungnya

monggo dilanjutkan..

Dari atas dengan seksama aku terus memperhatikan tingkah anak itu. Dan hatiku berkata, Dari mana anak ini belajar ciuman seperti itu? Di usia yang masih belia 13 tahunan sudah pandai beradegan cium seperti itu. Apa ini pengaruh teknologi sekarang dan dunia internet yang sedang menjamur? Kini sedikit demi sedikit bibir Budi sudah merambat turun dan mendekati bibir istriku.

sesaat itu setidaknya menyentakan hati istriku, dapat terlihat dari gerakan bibirnya. Namun hanya sesaat, selanjutnya bibir Budi kembali mengecup bibir istriku kembali. Entah apa yang ada dibenak dan pikiran istriku, terlihat bibirnya kembali terbuka dan menerima kembali kecupan bibir Budi. Budi sepertinya mulai

berani dan sedikit demi sedikit melumat bibir mungil istriku. Istriku sepertinya tidak keberatan dengan lumatan bibir Budi, dan sepertinya istriku mengimbangi lumatan bibir Budi. Maka terjadilah lumatan lumatan bibir antara Budi dan istriku. Dari atas loteng sampai kedengaran bunyi cucpp… cuuuppp…

cuuupp. Sambil melumat bibir Istriku, kuperhatikan tangan Budi yang ada di pundak kiri istriku mulai bergerak turun. Perlahan tapi pasti tangan itu bergerak turun, dan kini telapak tangan kanan Budi sudah berada di atas sebuah bukit. Yaitu bukit lunak istriku. Aku di atas loteng cukup kaget melihat perilaku anak itu

Manakala telapak tangan itu dengan halus dan lembutnya sedikit mulai aktif bergerak gerak meremasi bukit kembar istriku. Gerakan halus dan lembut telapak tangan Budi diatas payudara istriku itu membuatku sedikit tegang. Maklum baru pertama kali ini aku melihat anak yang masih muda belia sudah mengerti masalah sexual.

Dengan pelan telapak tangan Budi mengusap-usap payudara istriku. Sejauh ini istriku hanya diam dan terus melayani lumatan bibir Budi, belum lagi usapan lembut telapak tangan Budi yang kini mulai berani meremas payudara istriku dengan lembut dan pelan. Di atas sofa yang rendah berbentuk huruf L kedua anak orang yang berbeda usia terus

melakukan aksi cium dan melumat bibir. Remasan jari-jari

tangan Budi di payudara istriku yang masih utuh memakai daster warna putih dihiasi bunga-bunga biru langit, seolah tidak disia-siakan oleh Budi. Remasan-remasan lembut namun intense dilakukan Budi, membuat istriku sesekali berusaha menjauhkan tangan Budi dari dadanya. Namun usaha itu hanya sebatas memegang tangan Budi, tetapi sejauh itu tidak menepiskan tangan Budi dari payudaranya malah samar-samar aku mendengar gumaman dari mulut istriku yang tersumbat bibir Budi, Hmmmmmm…

Aku jadi tambah tegang manakala jari- jari kecil Budi, berusaha melepas kancing-kancing daster istriku. Istriku memang suka memakai daster berkancing depan, entah karena apa aku juga tidak memasalahkannya. Yang jelas daster yang dipakai istriku berkancing sampai ke bawah dadanya. Belum lagi panjang daster yang dipakai istriku tidak seperti daster yang dipakai hari-hari sebelumnya.

Daster yang dipakainya tidak terlalu panjang sampai ke pergelangan kaki, dan juga tidak terlalu pendek hingga ke pangkal paha. Tetapi hanya sebatas lututnya saja. Walaupun begitu, bila duduk di kursi sofa agak rendah, mau tidak mau pasti akan naik keatas bagian bawa dasternya. Hal ini juga yang dialami oleh istriku, bagian bawa dasternya naik kurang lebih 15 cm.

Dan makin jelaslah kemulusan dan putihnya kedua belah paha istriku. Ketika kancing pertama terbuka, tampak jelas putihnya permukaan bagian atas dada istriku. Dan kancing kedua terbuka, mulai terlihat lereng gunung kembar istriku walau belum tampak BH yang dipakai istriku. Kini jari-jari Budi, mulai menjamah kancing ketiga.

Kancing ketiga mulai dibuka dengan pelan dan lepas. Kini sudah terlihat BH warna putih ukuran 36B yang dikenakan istriku. Kancing keempat juga mulai dilepaskan oleh jari-jari tangan Budi, semakin jelas gumpalan payudara istriku yang putih menghiasi dadanya. Dan kini kancing terakhir mulai akan dilepas oleh Budi, kancing terakhir itu kurang lebih lima jari orang dewasa dibawa payudara istriku mulai dibuka oleh Budi, dan akhirnya lepas lah kancing tersebut.

Bibir Budi dan istriku masih bertaut seolah ular cobra yang saling mematuk. Jari-jari Budi sekarang mulai naik kepangkal leher istriku, terus kembali turun dan turun lagi hingga menyentuh bagian atas payudara muluis istriku. Kembali Budi meremas remas payudara istriku dengan pelan dan lembut. Kiri dan kanan payudara istriku diremas- remas oleh Budi.

Secara bergantian. Payudara istriku masih terbungkus rapi oleh BH putih ukuran 36B. Payudara istriku masih kencang walaupun sudah tidak muda lagi dan sudah mempunyai dua orang anak. Budi sekarang telah melepaskan lumatan di bibir istriku, sekarang dia mulai menciumi leher putih istriku. Kini mulai kudengar desahan mulut istriku takala Budi mencium lehernya, di tambah jari-jari tangan kanan Budi aktif meremas remas payudara

istriku. Oohhhhh… Jaaa… ngaaaannn nakkkk, tolong jangaaaannnn lakukan ini, ibu mohon Bud!!! Aahhhhhh Bud, sudaaaahhhh laaahhhh, awwwwwhhhh… lenguh istriku terputus putus karena kebimbangan antara menikmati atau menyudahi pemainan anak kurang ajar ini. Bibir Budi pun sekarang mulai bergerak turun, tidak hanya dileher, tetapi mulai menelusuri bagian dada istriku.

Lereng bukit kembar istriku tidak luput dari ciuman dan kecupan-kecupan halus. Belahan payudara istriku tidak luput dari sapuan bibir kecilnya. Reaksi istriku bukannya menolak atau menjauhkan wajah dan kepala Budi, namun seolah membiarkan apa yang dilakukan oleh Budi. Jari-jari tangan Budi, mulai menyusup ke balik BH putih istriku, tak lupa jari itu meremas- remasnya benda kenyal yang tergantung indah di dada istriku.

Dengan gerakan perlahan dan lembut, Budi menurunkan tali BH istriku baik kiri dan kanan, dan dengan gerakan yang sedemikian pelannya akhirnya tali BH itu turun dari pudaknya dan sekarang jatuh di lengan kiri dan kanan istriku. Dan dengan tetap kelembutannya Budi membuka cup BH putih itu dan bullll! bullll!

kiri dan kanan payudara istriku terpampang cukup jelas dan menantang. Memang kuakui, walau tidak muda lagi, namun bentuk payudara istriku tidak menggantung seperti kebanyakan ibu-bu rumah tangga lainnya. Tetapi masih cukup kencang, padat dan urat-urat biru cukup jelas terlihat. Bentuk putingnya tidak hitam, tetapi warnanya merah hati, begitu juga lingkaran disekeliling puting susunya juga berwarna merah hati.

Puting susu istriku lumayan besar, seukuran ibu jari orang dewasa. Aku yang bersembunyi di atas loteng terus memperhatikan perilaku Budi, bocah perusia 13 tahun itu semakin tegang. Apalagi di bawah sana istriku mulai terdenger desahan- desahannya. Oohhhhh… Budddddd, Jaaa jjaaaannnggaaannn Buddddd ..

istriku diemut-emut oleh Budi. Selanjutnya istriku semakin merintih rintih. Awwwhhhh Bud… sudaahhh lahhh nakkkkk, Cuukupp… hentikan, sadarlah nak, nanti dilihat Rio. Hmmnghhh Awwwwhhhh Bud. lenguhan istriku berusaha menghentikan perbuatan pemuda ini walau lebih terlihat seperti rancau kenikmatan. Bu, Budi cuma ingin tahu saja apakah masih ada air susunya apa ngga. balas Budi sambil terus mengenyot gemas payudara istriku. Bud, Ibu sedang tidak mempunyai adik bayi jadi tidak ada air susunya. Jadi sudahla nak, ibu takut dilihat oleh anak-anak ibu dan dilihat oleh orang ujar istriku. Tapi Bu, Budi ingin merasakannya saja, Budi mohon Bu, ucap Budi sambil memilin milin dada istriku yang bebas dari emutan nakalnya. Oooohhhh Bud, Ibu takut nak… eemnghhh, ujar istriku di sertai lenguhan panjang.

masih minat lanjud?

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan